Kamis, 22 Agustus 2013

Renungan Buat Suami Istri dan Calon Suami Istri


Untuk suami, renungkanlah...!
Pernikahan mengajari kita kewajiban bersama
Istri bagaikan anak kecil dimana kamu tempat bermanjanya
Saat istri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya
Seketika istri menjadi racun, kamulah penawarnya
Seandainya istri menjadi tulang yang bengkok,
berhati - hatilah meluruskannya
Kamu bukanlah Rasulullah SAW
pun bukanlah Sayyidina Ali Kharamallauhuwajhah
Hanya seorang suami akhir zaman
yang berusaha untuk menjadi sholeh

Untuk istri, renungkanlah...!
Pernikahan membuka tabir rahasia
Suami menjadi pelindung dan kamulah penghuninya
Suami adalah nahkoda dan kamulah kemudinya
Saat suami menjadi raja, kamulah singgasana kebahagiaannya
Saat suami menjadi bisa, kamulah penawar obatnya
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna dalam menjaga
pun bukanlah Siti Hadjar yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi sholehah

Wahai suami...! 

Kakek berkata, hargai istrimu sebagaimana engkau menghargai ibumu, sebab istrimu juga seorang ibu dari anak-anakmu.Jika marah boleh tidak berbicara dengan istrimu, tapi jangan bertengkar dengannya (membentaknya, mengatainya, memukulnya).
 
 
Jantung rumah adalah seorang istri. Jika hati istri mu tidak bahagia, maka seisi rumah akan tampak seperti neraka (tidak ada canda tawa, manja, perhatian). Maka sayangi istrimu agar dia bahagia dan kau akan merasa seperti di surga.
Besar atau kecil gajimu, seorang istri tetap ingin diperhatikan. Dengan begitu, maka istrimu akan selalu menyambutmu pulang dengan kasih sayang.
dua orang yang tinggal 1 atap (menikah) tidak perlu gengsi, bertingkah, siapa menang siapa kalah. Karena keduanya bukan untuk bertanding melainkan teman hidup selamanya.
Di luar banyak wanita idaman melebihi istrimu. Namun mereka mencintaimu atas dasar apa yang kamu punya sekarang, bukan apa adanya dirimu. Saat kamu menemukan masa sulit, maka wanita tersebut akan meninggalkanmu dan punya pria idaman lain di belakangmu.
Banyak istri yang baik. Tapi di luar sana banyak pria yang ingin
mempunyai istri yang baik dan mereka tidak mendapatkannya. Mereka akan menawarkan perlindungan terhadap istrimu. Maka jangan biarkan istrimu meninggalkan rumah karena kesedihan, Sebab ia akan sulit sekali untuk kembali.
Ajarkan anak laki-lakimu bagaimana berlaku terhadap ibunya, sehingga kelak mereka tahu bagaimana memperlakukan istrinya.
Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah
tidaklah setaqwa Aisyah pun tidak setabah Fatimah
Mengapa kamu mendamba istri sehebat Khadijah,
andai diri tak semulia Rasulullah
Tak perlu mencari istri secantik Balqis,
andai diri tak sehebat Sulaiman
Istrimu hanyalah wanita akhir zaman
yang punya cita-cita menjadi solehah dan mulia

Wahai istri...!
 Suamimu dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kala rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
Suamimu dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah dan ibunya hingga dia beranjak dewasa. namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.

Suamimu ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu. padahal dia tahu, di sisi Allah, engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.
Suamimu berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri. sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. padahal bisa saja disaat engkau mengadu itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar. namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.
Suamimu berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu. sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali
Suami yang kamu nikahi tidaklah semulia Rasulullah SAW,
tidaklah setaqwa Ibrahim,
pun tidak setampan Yusuf
Mengapa mengharap suami setampan Yusuf,
seandainya kasih tak setulus Zulaikha
Tak perlu mencari suami seteguh Ibrahim,
andai diri tak sekuat Hajar dan Sarah
Suamimu hanyalah lelaki akhir zaman
yang berusaha membentuk keturunan yang soleh
Ingatlah...!
Kalian hanya suami istri akhir zaman
yang berusaha menegakkan syariat-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan cuma baca doang bro tp sekalian tinggalkan komentar.............